PENGERTIAN MOTIVASI DARI BEBERAPA
TOKOH
Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman2007: 73), menyebutkan
bahwa motivasi sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan. Dari pengertian Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting yaitu:
Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap
individu manusia (walaupun motivasiitu muncul dari dalam diri manusia),
penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia, Motivasi di tandai dengan
munculnya, rasa/”feeling” yang relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,
efeksi dan emosi serta dapat menentukan tinggkah-laku manusia, Motivasi akan
dirangsang karena adanya tujuan dan tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.
Menurut Sardiman
(2007: 73), menyebutkan motif dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak
dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu
demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat dikatakan sebagai suatu kondisi
intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat
diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif
pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat
dirasakan atau mendesak.
Menurut Azwar (2000: 15), motivasi adalah rangsangan,
dorongan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang atau sekolompok
masyarakat yang mau berbuat dan bekerjasama secara optimal dalam melaksanakan
sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Malayu (2005:
143), motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau
pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar
mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan. Motivasi (motivasion) dalam manajemen hanya
ditujukkan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Pentingnya
motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan
mendukung prilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil
yang optimal. Sedangkan menurut Edwin B Flippo (dalam malayu 2005: 143),
menyebutkan bahwa motivasi adalah suatu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan
organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga para pegawai dan tujuan
organisasi sekaligus tercapai.
Menurut American
Enyclopedia (dalam malayu 2005: 143), menyebutkan bahwa motivasi sebagai
kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentang) dalam diri
seseorang yang membangkitkan topangan dan mengarahkan tindak-tanduknya.
Sedangkan menurut G.R. Terry (dalam malayu 2005: 145) mengemukakan bahwa
motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya
untuk melakukan tindakan-tindakan. motivasi itu tampak dalam dua segi yang
berbeda, yaitu dilihat dari segi aktif/dinamis, motivasi tampak sebagai suatu
usaha positif dalam menggerakkan, mengerahkan, dan mengarahkan daya serta
potensi tenaga kerja, agar secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan
tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan apabila dilihat dari segi
pasif/statis, motivasi akan tampak sebagai kebutuhan sekaligus sebagai
peranggsang untuk dapat menggerakkan, mengerahkan, dan mengarahkan potensi
serta daya kerja manusia tersebut ke arah yang diinginkan.
Cropley, (1985) Motivasi dapat dijelaskan sebagai “tujuan
yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu”
(1985) menjelaskan
motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku
tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku
tersebut. Pengertian ini jelas bernafaskan behaviorisme.
Mitchell, motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela yang diarahkan ke tujuan tertentu.
Gray, lebih suka menyebut pengertian motivasi sebagai sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.
Morgan, mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku, tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut, dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut.
McDonald, memilih pengertian motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula.
Mitchell, motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela yang diarahkan ke tujuan tertentu.
Gray, lebih suka menyebut pengertian motivasi sebagai sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.
Morgan, mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku, tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut, dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut.
McDonald, memilih pengertian motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula.
Wexley & Yukl adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan
hal atau keadaan menjadi motif.
Chung dan Megginson yang dikutip oleh Faustino Cardoso Gomes, menerangkan bahwa pengertian motivasi adalah tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang yang mengejar suatu tujuan dan berkaitan dengan kepuasan kerja dan perfoman pekerjaan.
T. Hani Handoko, mengemukakan bahwa motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
A. Anwar Prabu Mangkunegara, memberikan pengertian motivasi dengan kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara prilaku yang berubungan dengan lingkungan kerja.
H. Hadari Nawawi, mendefinisikan motivasi sebagai suatu keadaan yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar.
Henry Simamora, pengertian motivasi menurutnya adalah Sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendaki.
Chung dan Megginson yang dikutip oleh Faustino Cardoso Gomes, menerangkan bahwa pengertian motivasi adalah tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang yang mengejar suatu tujuan dan berkaitan dengan kepuasan kerja dan perfoman pekerjaan.
T. Hani Handoko, mengemukakan bahwa motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
A. Anwar Prabu Mangkunegara, memberikan pengertian motivasi dengan kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara prilaku yang berubungan dengan lingkungan kerja.
H. Hadari Nawawi, mendefinisikan motivasi sebagai suatu keadaan yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar.
Henry Simamora, pengertian motivasi menurutnya adalah Sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendaki.
Soemanto, secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu
perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi
pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat
menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkahlaku
mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang.
PENGERTIAN KEPEMIMPINAN BESERTA GAYA –GAYA KEPEMIMPINAN
Definisi Kepimpinan
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan
dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat
mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Ada banyak pengertian yang
dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing,
definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
Pengertian Kepemimpinan Menurut Para ahli
Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003)
Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar
mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing
orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian
Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang
sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang
berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang
tepat bagi situasi yang khusus.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau
kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki
kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk
mencapai tujuan organisasi atau kelompok
Macam-Macam Gaya Kepemimpinan
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala
keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala
pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter
tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin
yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada
permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam
gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas
serta tanggung jawab para bawahannya.
3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas
yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan
penyelesaian masalah yang dihadapi.
EMPAT GAYA KEPEMIMPINAN DARI EMPAT MACAM
KEPRIBADIAN
Keempat gaya kepemimpinan berdasarkan kepribadian
adalah :
1. Gaya Kepemimpinan Karismatis
2. Gaya Kepemimpinan Diplomatis
3. Gaya Kepemimpinan Otoriter
4. Gaya Kepemimpinan Moralis
GAYA KEPEMIMPINAN KARISMATIS
Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah
mampu menarik orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang
membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya kepribadian ini
visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan tantangan.
Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model
ini bisa di analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka
mampu menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang –
orang yang datang ini akan kecewa karena ketidak-konsisten-an. Apa yang
diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya, si
pemimpin akan memberikan alasan, permintaan maaf, dan janji.
GAYA KEPEMIPINAN DIPLOMATIS
Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di
penempatan perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu
sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya
pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan
jelas! Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan lawannya.
Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin
dengan gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima
tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima
perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak.
Dan seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya meninggalkan si
pemimpin.
GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER
Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di
pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah
pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak
ada alasan, yang ada adalah hasil. Langkah – langkahnya penuh perhitungan dan
sistematis.
Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin
dengan kepribadian merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak
pernah peduli dengan cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya.
GAYA KEPEMIMPINAN MORALIS
Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah
umumnya Mereka hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang
tinggi terhadap permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala
bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang yang datang karena
kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya.
Kelemahan dari pemimpinan seperti ini adalah
emosinya. Rata orang seperti ini sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih
dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat.
PENGERTIAN KOMUNIKASI BESERTA HAMBATANNYA
KOMUNIKASI
adalah keterampilan yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap
gerak langkah manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama
lain dan mandiri serta saling terkait dengan orang lain dilingkungannya.
Satu-satunya alat untuk dapat berhubungan dengan orang lain dilingkungannya adalah komunikasi
baik secara verbal maupun non verbal ( bahasa tubuh dan isyarat yang banyak
dimengerti oleh suku bangsa).
DEFINISI
Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama
atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain,
berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain
tersebut menjadi miliknya.
Beberapa definisi komunikasi adalah:
Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang
mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan
komunikasi (Astrid).
Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan
penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan
pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981).
Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan
persamaan dengan orang lain (Schram,W)
Komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari
satu orang kepada orang lain, komunikasi merupakan proses sosial (Modul PRT,
Lembaga Administrasi).
HAMBATAN KOMUNIKASI
1.
Hambatan dari Proses Komunikasi
·
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum
jelas bagi dirinya atau pengirim pesan,
hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau
situasi emosional.
·
Hambatan dalam penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang
dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan
antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan
terlalu sulit.
·
Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media
komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak
dapat mendengarkan pesan.
·
Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi
oleh si penerima
·
Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap
prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
·
Hambatan dalam memberikan
balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan
tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan
sebagainya.
2.
Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang
efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan
kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3.
Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau
berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima
4.
Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang
mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang
berbeda antara pengirim dan penerima
pesan.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ORGANISASI BERKEMBANG
Faktor – Faktor yang mempengaruhi Organisasi.
Karakteristik Organisasi
Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan
teknologi. Struktur diartikan sebagai hubungan yang relatif tetap sifatnya,
merupakan cara suatu organisasi menyusun orang-orangnya untuk menciptakan
sebuah organisasi yang meliputi faktor-faktor seperti deentralisasi
pengendalian, jumlah spesialisasi pekerjaan, cakupan perumusan interaksi antar
pribadi dan seterusnya. Secara singkat struktur diartikan sebagai cara
bagaimana orang-orang akan dikelompokkan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Teknologi menyangkut mekanisme suatu organisasi
untuk mengubah masukan mentah menjadi keluaran jadi. Teknologi dapat memiliki
berbagai bentuk, termasuk variasi-variasi dalam proses mekanisme yang digunakan
dalam produksi, variasi dalam pengetahuan teknis yang dipakai untuk menunjang
kegiatan menuju sasaran. Ciri organisasi yang berupa struktur organisasi
meliputi faktor luasnya desentralisasi. Faktor ini akan mengatur atau
menentukan sampai sejauh mana para anggota organisasi dapat mengambil
keputusan. Faktor lainnya yaitu spesialisasi pekerjaan yang membuka peluang
bagi para pekerja untuk mengembangkan diri dalam bidang keahliannya sehingga
tidak mengekang daya inovasi mereka.
Faktor formalisasi berhubungan dengan tingkat
adaptasi organisasi terhadap lingkungan yang selalu berubah, semakin formal
suatu organisasi semakin sulit organisasi tersebut untuk beradaptasi terhadap
lingkungan. Hal tersebut berpengaruh terhadap efektivitas organisasi karena
faktor tersebut menyangkut para pekerja yang cendenrung lebih terikat pada
organisasi dan merasa lebih puas jika mereka mempunyai kesempatan mendapat
tanggung jawab yang lebih besar dan mengandung lebih banyak variasi jika
peraturan dan ketentuan yang ada dibatasi seminimal mungkin.
Harvey (dalam Steers, 1985: 99) menemukan bahwa
semakin mantap teknologi sebuah organisasi, makin tinggi pula tingkat
penstrukturannya yaitu tingkat spesialisasi, sentralisasi, spesifikasi tugas
dan lain-lain. Efektivitas organisasi sebagian besar merupakan hasil bagaimana
tingkat Indonesia dapat sukses memadukan teknologi dengan struktur yang tepat.
Keselarasan antara struktur dan teknologi yang digunakan sangat mendukung
terhadap pencapaian tujuan organisasi.
2) Karakteristik Lingkungan
Karakteristik lingkungan ini mencakup dua aspek
yaitu internal dan eksternal. Lingkungan internal dikenal sebagai iklim
organisasi. Yang meliputi macam-macam atribut lingkungan yang mempunyai
hubungan dengan segi-segi dan efektivitas khususnya atribut lingkungan yang
mempunyai hubungan dengan segi-segi tertentu dari efektivitas khususnya atribut
diukur pada tingkat individual.
Lingkungan eksternal adalah kekuatan yang timbul
dari luar batas organisasi yang memperngaruhi keputusan serta tindakan di dalam
organisasi seperti kondisi ekonomi, pasar dan peraturan pemerintah. Hal ini
mempengaruhi: derajat kestabilan yang relatif dari lingkungan, derajat
kompleksitas lingkungan dan derajat kestabilan lingkungan.
Steers (1985: 111) menyimpulkan dari penelitian
yang dilakukan para ahli bahwa keterdugaan, persepsi dan reasionalitas
merupakan faktor penting yang mempengaruhi hubungan lingkungan. Dalam hubungan
terdapat suatu pola dimana tingkat keterdugaan dari keadaam lingkungan disaring
oleh para pengambil keputusan dalam organisasi melalui ketetapan persepsi yang
tepat mengenai lingkungan dan pengambilan keputusan yang sangat rasional akan
dapat memberikan sumbangan terhadap efektivitas organisasi.
3) Karakteristik Pekerja
Karakteristik pekerja berhubungan dengan peranan
perbedaan individu para pekerja dalam hubungan dengan efektivitas. Para
individu pekerja mempunyai pandangan yang berlainan, tujuan dan kemampuan yang
berbeda-beda pula. Variasi sifat pekerja ini yang sedang menyebabkan perilaku
orang yang berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut mempunyai pengaruh
langsung terhadap efektivitas organisasi. Dua hal tersebut adalah rasa
keterikatan terhadap organisasi dan prestasi kerja individu.
Menurut Katz dan Kahn (dalam Steers, 1985: 135)
peranan tingkah laku dalam efektivitas organisasi harus memenuhi tiga
persyaratan sebagai berikut:
a. Setiap organisasi harus mampu membawa dan mempertahankan
suatu armada kerja yang mantap yang terjadi dari pekerja pria dan wanita yang
terampil. Berarti disamping mengadakan penerimaan dari penempatan pegawai,
organisasi juga harus mampu memelihara para pekerja dengan imbalan yang pantas
dan memadai sesuai dengan kontribusi individu dan yang relevan bagi pemuasan
kebutuhan individu.
b. Organisasi harus dapat menikmati prestasi
peranan yang dapat diandalkan dari para pekerjanya. Sering terjadi manajer
puncak yang seharusnya memikul tanggung jawab utama dalam merumuskan kebijakan
perusahaan, membuang terlalu banyak waktu untuk keputusan dan kegiatan
sehari-hari yang sepele dan mungkin menarik, akan tetapi tidak relevan dengan
perannya sehingga berkurang waktu yang tersedia bagi kegiatan ke arah tujuan
yang lebih tepat. Setiap anggota bukan hanya harus bersedia berkarya, tetapi
juga harus bersedia melaksanakan tugas khusus yang menjadi tanggung jawab
utamanya.
Disamping prestasi peranan yang dapat diandalkan
organisasi yang efektif menuntut agar para pekerja mengusahakan bentuk tingkah
laku yang spontan dan inovatif, job description tidak akan dapat secara
mendetail merumuskan apa yang mereka kerjakan setiap saat, karena bila terjadi
keadaan darurat atau
luar biasa individu harus mampu bertindak atas inisiatif
sendiri dan atau luar biasa individu harus mampu bertindak atas inisiatif
sendiri dan atau mengambil keputusan dan mengadakan tanggapan terhadap yang
paling baik bagi organisasinya.
4) Kebijakan dan praktek manajemen
Karena manajer memainkan peranan sentral dalam
keberhasilan suatu organisasi melalui perencanaan, koordinasi dan memperlancar
kegiatan yang ditujuan ke arah sasaran. Kebijakan yang baik adalah kebijakan
tersebut secara jelas membawa kita ke arah tujuan yang diinginkan. Kebijakan
harus dipahami tidak berarti bahwa kebijakan harus ditulis (Amstrong, 1993:
49). Pada intinya manajemen adalah tentang memutuskan apa yang harus dilakukan
kemudian melaksanakannya melalui orang-orang (Amstrong, 1993: 14). Definisi ini
menekankan bahwa dalam organisasi merupakan sumber daya terpenting.
Dari faktor kebijakan dan praktek manajemen ini,
sedikitnya diindentifikasikan menjadi enam variabel yang menyumbang efektivitas
yaitu: 1) penyusunan tujuan strategis, 2) pencarian dan pemanfaatan sumber
daya, 3) menciptakan lingkungan prestasi, 4) proses komunikasi, 5) kepemimpinan
dan pengambilan keputusan dan
6) inovasi dan adaptasi.
Dari keempat faktor yang mempengaruhi efektivitas
organisasi yang dinyatakan oleh Steers tersebut dapat dijelaskan secara ringkas
bahwa: 1) struktur yang dibangun dan teknologi yang digunakan dalam organisasi
akan sangat berpengaruh terhadap proses dan pencapaian tujuan, 2) organisasi
sebagai organisasi yang terbuka, kelangsungan hidupnya akan sangat tergantung
kepada lingkungan sekitarnya baik yang berada di dalam organisasi maupun diluar
organisasi, 3) bahwa manusia sebagai unsur penting dari organisasi memiliki
kemampuan, pandangan motivasi dan budaya yang berbeda, dan 4) kebijakan dan
praktek manajemen yang ditetapkan oleh pimpinan dalam mengatur dan
mengendalikan organisasi sangat berpengaruh bagi organisasi maupun bagi
pencapaian tujuan.
SUMBER :