Sebagian besar
wilayah di dunia adalah lautan bahkan Negara Indonesia pun sebagian besar
lautan tak heran apabila Negara Indonesia dikenal dengan Negara maritim.
Banyak sekali warga Indonesia yang menggantungkan hidupnya dengan hasil laut
maka tak asing apabila kita mudah menemukan makanan khas laut dikarenakan
sebagian besar warga Indonesia yang berada di pesisir pantai bekerja sebagai nelayan.
Banyak jenis-jenis cara nelayan
untuk mendapatkan hasil laut, ada dengan cara yang wajar maupun maupun tidak
wajar. Cara yang wajar seperti dengan memancing, menebar jaring atau memasang
perangkap untuk ikan yang pastinya tidak akan membahayakan diri sendiri maupun
merusak lingkungan atau ekosistem bawah laut. Cara yang tidak wajar seperti nelayan
untuk mendapatkan hasil laut seperti memberi racun kepada ikan, mengebom laut
untuk mendapatkan hasil laut yang menurut mereka mempermudah pekerjaan, tanpa
mereka sadari mereka telah merusak ekosistem bawah laut yang hidup mereka
tergantung pada hasil laut.
Akhir-akhir ini ada cara nelayan
untuk mendapatkan hasil laut yang tidak merusak ekosistem bawah laut TETAPI membahayakan diri mereka sendiri
hanya demi yang namanya UANG yaitu
dengan cara menyelam mengggunakan kompresor atau yang lebih dikenal dengan sebutan
nelayan kompresor. Kompresor yang kita kenal sebagai alat untuk memberikan
angin kepada roda ban disulap oleh nelayan untuk alat bantu nafas di dalam
dasar permukaan laut.
`Terdapat banyak sekali bahaya
apabila menggunakan kompresor untuk alat bantu menyelam. Yang paling ringan
yaitu sebagian jari-jari kaki terkelupas
dan melepuh, bak terkena siraman air panas atau bahkan lumpuh total dan paling
menyeramkan yaitu kematian. Sudah banyak terdapat nelayan merenggut nyawa
karena menyelam menggunakan kompresor karena minimnya pengetahuan tentang
bahaya kompresor bahkan minimnya penyeluhan tata cara menyelam yang baik dan
benar dan minimnya pendidikan.
Hal
ini dialami oleh pak lambe (36 thn) warga Jl. Prs Bolu, Kecamatan Ujung
Tanah Makassar, Sulawesi-Selatan. Melakoni keseharian sebagai penyelam
teripang, mabe, japing-japing, kima dan mutiara menjadi satu-satunya pilihan
pekerjaan. Lambe mengaku telah tiga puluh tahun
melakoni profesi sebagai seorang penyelam teripang dan sekaligus pengguna alat
bantu compressor. Selama kurun waktu itu pula, Lambe mengisap udara kotor
melalui slang compressor yang digunakannya untuk menyelam. Sebagai akibatnya,
sudah setahun terakhir, Lambe harus menderita kelumpuhan dengan kondisi
sebahagian jari-jari kaki terkelupas dan melepuh, bak terkena siraman air
panas. Penderitaan Lambe tak berakhir sampai disitu, karena ayah beranak dua
ini juga harus pasrah menahan pedih dan rasa sakit pada bahagian indra
pendengarannya. Bahkan sekarang, kedua telinganya, tak lagi dapat berfungsi
normal sebagai akibat dari gangguan yang ditimbulkan oleh resiko pekerjaannya
sejak dari tiga puluh tahun silam sampai kini.